PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian
internal adalah semua rencana
organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha
untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan data
akutansi usaha tersebut, meningkatkan
efisiensi operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan majerial yang telah
ditetapkan.
Pengendalian
internal ini penting karena perusahaan suka tidak suka menghadapi banyak ancaan
yang bisa mengganggu tercapaiya tujuan system informasi akutansi perusahaan.
Sebagai contoh, lokasi tempat perusahaan berada mungkin saja mengalami gempa
bumi sehingga gedung perusahaan oboh dan banyak perabot perusahaan yang rusak.
Komputer perusahaan juga rusak yang berarti data didalam komputer tersebut juga
rusak.
Sebuah
system informasi yang tidak memasukan unsur pengendalian internal besar
kemungkinannya system informasi tersebut tidak ada gunanya. Salah satu tujuan
pengendalian internal adalah menghasilkan informasi keuangan yang andal dan
dapat dipercaya. Jika sebuah system informasi
tidak memiliki pengendalian dalam aplikasi tersebut dapat diubah dengan
mudah atau faktur tersebut tidak berurut nomor tercetak), maka sekalipun
menggunakan aplikasi akutansi, maka pencurian kas yang diterima dari penjualan
dapat dengan mudah terjadi.
Lingkungan
Pengendalian
Lingkungan pengendalian
yang lemah kemungkinan besar di ikuti dengan kelemahan dalam komponen
pengendalian internal yang lain. Lingkungan pengendalian, sebagai komponen
pengendalian yang pertama, meliputi faktor-faktor sabagi berikut:
1.
Filosophi manajemen dan gaya operasi.
2.
Komitmen terhadap integritas dan
nilai-nilai etika.
3.
Komitmen terhadap kompetensi.
4.
Komite audit dari dewan direksi.
5.
Struktur organisasi.
6.
Metode penetapan otoritas dan tanggung
jawab.
7.
Kebijakan dan praktik sumber daya
manusia.
Aktivitas
Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang terkait
dengn pelaporan keuangan antara lain meliputi:
1.
Desain dokumen yang baik dan bernomor
urut acak.
2.
Pemisaha tugas..
3.
Otorisasi yang memadai atas setiap
transaksi bisnis yang terjadi.
4.
Mengamankan harta da catatan perusahaan.
5.
Menciptakan adanya pengecekan independen
atas pekerjaan karyawan lain.
Perbedaan pengendalian
pada system manual dengan pengendalain pada system komputer.
Pengendalian
Internal Akutansi
dalam Sistem Manual
|
Pengendalian
Internal Akutansi
Dalam Sistem
Komputer
|
Pembagian
tanggung jawab pelaksanaan suatu transaksi ketangan beberapa orang atau
departemen agar tercipta adanya cross chek (cek silang) dan spesialisasi dari
pekerjaan klerikal.
|
Ketelitian
dan kecepatan pengolahan data dengan komputer, lebih sedikit diperlukan cek
silang dalam pengolahan data terutama yang menyangkut dalam pengolahan data
akutansi.
|
Dilakukan
pemeriksaaan secara visual terhadap transaksi penting dan dokumen yang
diproses melalui system.
|
Komputer
dapat melaksanankan sebagai pemeriksaan (edit) yang semula dilakukan oleh
manusia melalui program komputer sehingga megurangi pekerjaan editing dokumen
secara visual.
|
Manual
system lebih menitikberatkan pada pengendalian ditangan manusia yang dicapai
dengan pembagian tanggung jawab pelaksanaan transaksi ke beberapa
orang/bagian.
|
Sistem
komputer lebih menitikberatkan pengendalian melalui program komputer,
sehingga pembagian tanggung jawab fungsional dalam pelaksanaan transaksi
dapat dikurangi.
|
Sumber :
Lilis puspitawati, Sri dewi anggadini, 2011. Sistem Informasi Akutansi.
yogyakarta: Graha Ilmu.
Anastasia Diana, lilis setiawati, 2011. Sistem Informasi Akutansi.
Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar